Altero Academy: Sukses gelar AI Project Showcase & Demo Day
Altero Academy baru saja berhasil menyelenggarakan AI Project Showcase & Demo Day, sebuah acara yang menampilkan kreativitas dan inovasi dari tim Alterolabs dalam mengembangkan proyek-proyek kecerdasan buatan (AI) yang luar biasa.
Acara ini menjadi platform penting bagi tim Alterolabs untuk mempresentasikan karya mereka, sekaligus membuka kesempatan bagi peserta untuk berinteraksi dengan mentor dan sesama peserta, membangun jaringan profesional yang kuat di bidang AI. Acara ini juga mempromosikan program-program Altero Academy kepada calon peserta dan masyarakat luas, meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan AI. Selain itu, peserta mendapatkan kesempatan untuk menerima feedback langsung dari para ahli mengenai proyek mereka dan menjalin kolaborasi untuk mengembangkan proyek-proyek AI yang lebih inovatif.
Acara ini dimulai dengan pembukaan yang penuh semangat dari Joohyun Oh, CEO Alterolabs. Joohyun menyatakan bahwa event ini adalah bukti dedikasi, inovasi, dan kolaborasi tim Alterolabs dalam mengembangkan teknologi AI yang memiliki potensi untuk mengubah masa depan. “Acara ini bukan hanya tempat berbagi pengetahuan, tetapi juga ajang untuk membangun koneksi yang bermanfaat dan menginspirasi ide-ide baru,” ujar Joohyun.
Berbagai proyek inovatif kemudian dipresentasikan oleh tim Alterolabs. Hongjun, salah satu anggota tim, memberikan penjelasan mengenai teknologi Large Language Models (LLM) dan Retrieval-Augmented Generation (RAG). Hongjun menjelaskan bahwa LLM adalah model AI yang dilatih dengan sejumlah besar data teks untuk memahami dan menghasilkan bahasa manusia dengan akurasi tinggi. Sementara itu, RAG menggabungkan kemampuan LLM dengan sistem pencarian informasi canggih, memungkinkan akses dan pemanfaatan informasi eksternal secara real-time. “Kombinasi LLM dan RAG membuka peluang baru dalam pengembangan aplikasi AI yang lebih cerdas dan responsif,” tambah Hongjun.
Dalam sesi berbagi, Hongjun bersama Nino Ambara dan Dicky Umardhani juga memperkenalkan penggunaan Dify No Code LLM Tools dalam membangun aplikasi-aplikasi seperti Superalink Comparison Price, Bali Visa, dan Bali Travel Consultant.
Mereka menunjukkan bagaimana alat ini memungkinkan pengembangan solusi AI tanpa perlu menulis kode, mempercepat proses pembuatan aplikasi cerdas yang dapat diandalkan. “Ini adalah cara cepat dan efisien untuk menciptakan aplikasi yang dapat membantu bisnis dan kehidupan sehari-hari,” jelas Nino.
Acara ini juga menampilkan dua showcase proyek dari tim Alterolabs. Aidil Budiman mempresentasikan Silvy, chatbot AI yang dirancang untuk memfasilitasi wawancara berbasis teks dan suara, menggunakan teknologi Whisper dari OpenAI. “Dengan Silvy, kami dapat memproses dan mengelola data wawancara secara real-time, memberikan akses instan dan pemrosesan yang cepat,” kata Aidil.
Sementara itu, Cledwin memperkenalkan Beli eSIM Chatbot, asisten AI yang memudahkan pelanggan dalam pembelian eSIM dan mendapatkan informasi layanan. “Chatbot ini didukung oleh API OpenAI untuk memberikan pengalaman yang cepat, mudah, dan tersedia 24/7,” jelas Cledwin.
Selain itu, dalam sesi yang sangat inspiratif, Hong dan tim autoRAG dari Korea memaparkan bagaimana teknologi RAG dapat meningkatkan keakuratan dan relevansi output AI dalam berbagai aplikasi, mulai dari chatbot hingga sistem penunjang keputusan. “Pendekatan ini memungkinkan penggabungan antara pencarian informasi real-time dengan pemrosesan bahasa alami yang canggih,” ungkap Hong.
Acara diakhiri dengan presentasi dari Peter mengenai Altero Academy Batch 2, sebuah program lanjutan yang dirancang untuk mendidik para profesional dan penggemar teknologi mengenai perkembangan terbaru di bidang kecerdasan buatan.
Program ini telah membuka mata para peserta tentang potensi AI dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana diungkapkan oleh salah satu peserta, Krisna, yang mengatakan, “Program ini telah membuka mata saya tentang potensi AI dalam kehidupan sehari-hari.”
“Batch 2 ini menawarkan kurikulum yang lebih mendalam, fokus pada aplikasi nyata, dan pentingnya kolaborasi serta jaringan yang dibangun selama program,” kata Peter.